Teknik Promosi Buku

Oleh: Fitrilawati

Resume ke-29
Gelombang: 27
Tanggal: 26 Oktober 2022
Tema: Teknik Promosi Buku
Narasumber: Akbar Zainudin
Moderator: Purbaniasita



Berikut adalah resume dari materi yang diberikan oleh narasumber Bapak Akbar Zainudin yang berjudul ‘Teknik Promosi Buku’ dengan dipandu oleh Ibu Purbaniasita sebagai Moderator. Topik malam ini sangat penting dan menarik karena setelah mencetak buku kita perlu memprpmosikan buku tersebut. Mempromosikan bukan hal yang mudah bila kita tidak pandai dalam strategi, sebab daya saing bisnis tergolong tinggi dan selera konsumen sering berubah-ubah. Untuk itu benar-benar dibutuhkan pemahaman dan strategi yang tepat agar promosi buku dapat dilakukan secara efektif.

Pertemuan diawali oleh ibu moderator yang membuka acara dengan menyapa dan memperkuat motivasi peserta KBM. Kemudian, Ibu Sita memperkenalkan narasumber yaitu Bapak Akbar Zainudin yang merupakan penulis buku laris ‘Man Jadda Wajada’ yang sejak diterbitkan tahun 2010 sudah dicetak 13 kali dan terjual 55.000 eksemplar. Bapak Akbar Zainudin, lahir di Banyumas, Jawa Tengah, 7 Februari 1973. Pendidikan dasarnya dimulai dari MI Muhammadiyah Wangon dan melanjutkan nyantri selama 6 tahun di Pondok Modern Gontor Ponorogo dan lulus tahun 1991. Setelah mengabdi di Gontor setahun, melanjutkan program sarjana di UIN Jakarta. Pendidikan Pascasarjana diteruskan di Sekolah Bisnis Prasetiya Mulya Jakarta mengambil konsentrasi Manajemen Pemasaran. Setelah buku Man Jadda Wajada, dari tahun 2010 sampai sekarang Bapak Akbar Zainudin sudah menulis 15 buku. Profil Bapak Akbar Zainudin dapat dilihat di link https://akbarzainudin.wordpress.com/profil/.

Narasumber memulai materi dengan menyapa peserta dan memperkenalkan diri. Bapak Akbar Zainudin membrandingkan diri sebagai motivator dan penulis buku-buku motivasi. Karena itu,buku-buku yang ditulisnya hampir semuanya berupa buku-buku tentang motivasi. Sehingga kalau orang mendengar nama Akbar Zainudin, tidak jauh-jauh dari motivasi. Ada motivasi belajar, motivasi hidup, motivasi kerja, motivasi bisnis, motivasi menulis, dan juga motivasi agama.

Nara sumber memiliki buku tentang menulis yaitu UKTUB; Panduan Menulis Buku dalam 180 hari. Buku tersebut berisi panduan menulis dari A sampai Z. Di dalam buku tersebut ada 150an alamat penerbit anggota IKAPI yang bisa dikirimi naskah. Isi buku tersebut menjadi materi pembelajaran DIKLAT MENULIS yang diadakannya selama pandemi. Sebagai trainer, narasumber biasa keliling ke berbagai tempat di Indonesia untuk menyebarkan semangat Man Jadda Wajada. Dan selama pandemi, diklat menulis tersebut dilakukan secara online.

Narasumber mempunyai empat hobi yaitu mengajar, menulis, jalan-jalan, dan makan. Sebagai trainer narasumber bisa menjalankan keempat hal ini secara bersamaan. Salah satu impian narasumber adalah bisa keliling ke 34 Provinsi se-Indonesia. Sejauh ini sudah 33 Provinsi yang sudah dikunjungi,kurang satu provinsi lagi, yaitu Papua.

Buku terlaris kedua dari narasumber adalah KETIKA SUKSES BERAWAL DARI PESANTREN, yang berisi motivasi khusus buat santri dan santriwati. Buku tersebut menjadi laris karena memang disebarkan bersama pelatihan motivasi untuk para santri dan santriwati seluruh Indonesia. Kalau di pesantren, materi pelatihan umumnya ada dua; seminar motivasi dan pelatihan menulis buku. Seminar motivasi untuk seluruh santri agar betah di pesantren, punya impian besar, lebih menghormati guru dan orang tua. Untuk pelatihan menulis, biasanyasdibuat teorinya tidak terlalu banyak, lalu dibuat praktik menulis. Hasil tulisan para santri diketik di komputer, lalu dijadikan buku antologi.

Selain itu, buku terbaru dari narasumber adalah The Power of Man Jadda Wajada, semacam penyempurnaan dari Man Jadda Wajada seri pertama. Buku untuk guru adalah GURU HEBAT MAN JADDA WAJADA.

Kemudian narasumber menjelaskan apa yang dimaksud dengan promosi buku. Promosi adalah cara memberikan informasi tentang produk kepada konsumen agar mereka tertarik dan mau membeli produk yang ditawarkan. Promosi buku adalah cara memperkenalkan buku yang dibuat kepada audiens agar mereka tertarik dan mau membeli. Promosi buku itu penting karena sebagus apapun suatu buku jika konsumen atau audiens tidak mengetahui produk tersebut, maka mereka tidak akan tertarik, apalagi mau membeli buku tersebut.

Beberapa tujuan dari promosi buku adalah:
  1. Membuat audiens mengenal (tahu) buku kita.
  2. Membangkitkan kebutuhan konsumen untuk membeli buku kita. Bagaimana caranya yang tadinya mereka tidak butuh, tetapi setelah kita promosikan menjadi butuh.
  3. Meyakinkan konsumen untuk membeli buku.
  4. Mengharapkan konsumen agar mau merekomendasikan buku kita kepada orang lain.
Program promosi bisa dilakukan oleh penerbit maupun penulis. Beberapa program promosi yang bisa dilakukan yaitu TUJUH PROGRAM PROMOSI BUKU:

PERTAMA, LAUNCHING BUKU.
Adalah program untuk meluncurkan buku baru. Bisa di aula, masjid, lembaga pendidikan, hotel, di mana saja. Yang mengadakan bisa penerbit maupun penulis. Yang membiayai launching buku siapa? Bisa penerbit, bisa penulis. Kita perlu meyakinkan penerbit kalau buku kita akan laku, karena itulah mereka perlu menyelenggarakan program launching buku.

Kalau di Gramedia, di toko-toko buku mereka ada tempat untuk launching buku. Kita bisa memanfaatkan tempat ini. Jadi kita promosikan acaranya, tempatnya di toko buku Gramedia.

Sekarang ini program launching buku semakin mudah. Dengan adanya Media Sosial, kita bisa melakukan program launching buku ini bahkan dari rumah. Bisa melalui FB, IG, ataupun Youtube.

Buat saja program LAUNCHING BUKU, live di FB, IG, atau Youtube. Undang kawan-kawan kita. Ajak mereka berpartisipasi. Launching buku kalau perlu setiap bulan. Kan ngga harus sekali. Bulan ini Launching Pertama, Bulan depan Launching kedua, ketiga, dan seterusnya. Kalau setiap bulan kita launching buku kita, setahun kita sudah 12 kali launching buku. Keren, kan?

KEDUA, BEDAH BUKU.
Bedah buku adalah acara diskusi untuk membedah isi buku kita. Bedah buku ini bisa secara online maupun offline. Offline artinya kita menyelenggarakan bisa bekerjasama dengan berbagai lembaga. Lembaga pendidikan, perpustakaan, majlis taklim, masjid, dan sebagainya.

Pokoknya, di semua tempat dan situasi yang memungkinkan, kita tawarkan bedah buku. Berapapun yang hadir, kita selenggarakan terus menerus. Apalagi sekarang ini eranya digital. Bukan berapa orang yang hadir yang penting, tetapi direkam lalu diupload di Medsos acara kita. InsyaAllah akan semakin membuat orang mengenal kita.

Sekali lagi, yang lebih mudah sekarang ini adalah bedah buku secara online. Kita undang orang-orang untuk ikut acara bedah buku bersama kita. Bisa di FB, IG, WA Grup, Zoom, dan sebagainya.

KETIGA, SEMINAR ATAU PELATIHAN
Lakukan seminar ataupun workshop sesuai dengan tema buku kita. Kalau saya bukunya motivasi dan menulis. Maka saya secara berkala menyelenggarakan seminar dan diklat terkait motivasi dan menulis.

Seminar atau workshop ini, pertama-tama bolehlah dilakukan gratis. Karena target kita adalah mengenalkan buku kepada para peserta. Lakukan secara kontinyu, misalnya sebulan sekali. Kalau misalnya bisa offline, laksanakan di sekolah misalnya. Kalau tidak bisa offline, lakukan secara online. Bisa via WA, Zoom, FB, IG, dan sebagainya.

KEEMPAT, MEMBANGUN KOMUNITAS
Komunitas yang kita bangun adalah komunitas yang kita sesuaikan dengan tema buku kita. Kalau buku kita temanya motivasi, maka kita tuliskan buku-buku tentang motivasi. Buku tentang guru, maka bangun komunitas guru. Buku tentang menulis, bangun komunitas menulis. Buku tentang Ice Breaking, bangun komunitas Ice Breaking. Buku tentang bahasa, bangun komunitas bahasa.

Komunitas membuat kita lebih dekat dengan pembaca sehingga memudahkan kita untuk menawarkan mereka dalam membeli buku. Narasumber membangun banyak komunitas, ada komunitas guru, menulis, santri, remaja, bisnis, dan sebagainya. Semua komunitas itu ada bukunya. Saya share materi-materi yang ada di buku secara berkala, biasanya seminggu sekali, sehingga anggota komunitasi ini mendapatkan manfaat. Biasanya saya bentuk di WA Grup.

KELIMA, MEMBANGUN JARINGAN RESELLER
Reseller adalah orang-orang yang mau menjualkan buku kita dan mendapatkan buku dari hasil yang terjual. Kita berikan 20-30 persen komisi dari harga jual. Misalnya harga jual buku kita Rp 100.000, kita kasih 20-30%, kita berikan materi-materi yang terkait buku kita, sehingga lebih mudah bagi mereka untuk menjual.

Dewa Eka Prayoga, berhasil menjual 10.000 buku hanya dalam waktu 2 minggu melalui reseller ini. Tentu resellernya saja puluhan ribu, berbagai produk. Kalau kita sudah punya jaringan reseller, akan memudahkan kita menjual buku. 
Narasumber  juga sedang membangun jaringan reseller ini. Belum banyak, baru sekitar 100an orang. InsyaAllah akan terus bertambah.

KEENAM, JUALAN DI MARKETPLACE
Buka toko di marketplace (Lazada, Shopee, Bukalapak, Tokopedia, dan sebagainya). Membuka toko di marketplace akan meluaskan promosi dan distribusi kita. Yang penting keberadaan kita dan buku kita ada. Itulah pentingnya ada di marketplace. Jadi kalau ada orang mencari judul buku kita, bisa ditemukan.

KETUJUH, MEMANFAATKAN MEDIA SOSIAL (Medsos) untuk promosi buku.
Manfaatkan sebaik-baiknya followers dan subscriber dengan memberikan informasi tentang buku. Setiap hari, kita buat status terkait tema buku yang kita tulis, sehingga orang semakin paham dengan buku yang kita tulis.

Dan jangan setiap hari isinya jualan. Lebih banyak sharing-sharing, baru selling. Lebih banyak memberikan pengetahuan kepada para pembaca sehingga mereka merasa ada manfaat menjadi followers kita. Sharing-sharing apa saja, kalau perlu sesuai dengan kebutuhan mereka. Sehingga setiap hari, semakin lama akan semakin ada ikatan dengan pembaca. Kalau sudah begitu, akan memudahkan kita dalam proses memengaruhi pikiran orang dalam membeli buku.

Jadi, pada dasarnya kita ini memengaruhi orang agar mereka mau menjadikan buku sebagai kebutuhan utama. Dan memang, membaca akan banyak membuka wawasan, pengetahuan, dan pilihan dalam mengambil keputusan. Dengan bersama-sama membangun kebutuhan akan membaca, maka akan memudahkan kita dalam proses menjual buku.

Dengan bersama-sama membangun kebutuhan akan membaca, maka akan memudahkan kita dalam proses menjual buku. Materi tentang teknik promosi buku ini dapat diakses pada link berikut: https://youtu.be/lZhAixv86wA

Sebagai catatan penutup, narasumber mengatakan sebagai seorang penulis ada beberapa keterampilan yang akan membantu proses penjualan buku yaitu:
  1. keterampilan berbicara yang baik di depan umum (public speaking). Agar pada saat kita ada acara ataupun rekaman di Medsos dan YouTube, menjadi menarik bagi calon pembaca.
  2. kemampuan copywriting (membuat kata menarik untuk promosi dan penjualan). Ini salah satu keterampilan paling penting untuk menjual pada Abad 21.
  3.  pemanfaatan teknologi informasi. Bagaimana memanfaatkan media sosial seperti YouTube, WA, IG, Facebook, Zoom, Webex, Google Meet, dan sebagainya. Karena eranya sekarang seperti itu. Kalau kita bisa memanfaatkan dengan baik, hidup akan lebih mudah.

Dengan moderator Ibu Sita, pertemuan ke dua puluh sembilan pada kelas Belajar Menulis Gelombang 27 sangat menarik karena sudah mendapatkan informasi tentang bagaimana teknik promosi buku. Pertanyaan dan jawaban pada sesi QA sudah memperluas wawasan tentang teknik promosi buku. Terima kasih kepada Ibu Sita sebagai moderator, Bapak Akbar Zainudin sebagai narasumber yang hebat. Terima kasih banyak kepada Tim Solid Omjay yang mengkoordinasi kegiatan pelatihan ini. 


Digitalisasi Gerakan Literasi Sekolah

Oleh: Fitrilawati

Resume ke-30
Gelombang: 27
Tanggal: 28 Oktober 2022
Tema: Digitalisasi Gerakan Literasi Sekolah
Narasumber: Bambang Purwanto S.Kom Gr
Moderator: Lely Suryani S.Pd.SD

 


Berikut adalah resume dari materi yang diberikan oleh narasumber Bambang Purwanto S.Kom Gr yang berjudul ‘Digitalisasi Gerakan Literasi Sekolah’ dengan dipandu oleh Ibu Lely Suryani S.Pd.SD sebagai Moderator. Topik pada pertemuan terakhir ini sangat penting dan menarik karena gerakan literasi di sekolah sangat penting agar dapat membumikan literasi di bumi pertiwi

Pertemuan diawali oleh ibu Lely Suryani dengan menyapa peserta dan mengulas pentingnya literasi. Kemudian, Ibu Lely memperkenalkan narasumber yaitu Bambang Purwanto S.Kom Gr yang dikenal Mr Bams, yang merupakan guru TIK di SMP Taruna Bakti Bandung. Selain sebagai guru TIK, Mr Bams aktif sebagai prgiat literasi, pendongeng, blogger, dan support IT pada kelas online. Beliau memiliki banyak prestasi dan menjadi narasumber pada berbagai kegiatan. Mr Bams juga merupakan alumni belajar menulis bersama PGRI asuhan Om Jay.

Mr Bams mengawali materi dengan menyapa peserta dan penyelenggara KBM dan akan berbagi pengalaman di dunia literasi khususnya Gerakan Literasi Sekolah dan Digitalisasinya. Menurut beliau gerakan Literasi Sekolah sudah ada sejak tahun 2015 melalui Permendikbud No. 23 Tahun 2015 mengenai penumbuhan budi pekerti. Lahir sebuah gerakan membaca 15 menit sebelum belajar.

Untuk mendukung gerakan literasi di sekolah perlu dilakukan digitalisasi, yaitu proses pengalihan informasi dari bentuk analog ke bentuk digital. Proses pengalihan dilakukan dengan menggunakan teknologi digital, sehingga informasi bisa diperoleh dan ditransmisikan melalui peralatan dan jaringan internet.

Mr Bams menceritakan pengalamannya ketika memulai kegiatan Gerakan Literasi Sekolah tahun 2015 di SMP Taruna Bakti yang merupakan sebuah sekolah dengan konsep pembauran berada di kota Bandung. Mr. Bams memperkenalkan website literasi SMP Taruna Bakti yang dikelolanya dengan alamat http://literasi.smp.tarunabakti.sch.id/. Sebelumnya website tersebut dikelola dengan wordpress.com.

Menurut narasumber kegiatan literasi yang dilaksanakan di sekolah harus mendapat dukungan dari kalangan guru di sekolah. Dukungan literasi misalnya menjadi relawan literasi merupakan sebuah kekuatan diri untuk bisa membumikan literasi di sekolah bahkan di masyarakat.

Mr Bams menjelaskan kegiatan literasi di SMP Taruna Bakti dalam bentuk digitalisasi Gerakan Literasi meliputi berbagai kegiatan antara lain:

Dalam kegiatan digitalisasi Gerakan Literasi Sekolah ada dukungan dari guru mata pelajaran. Setiap guru yang memiliki blog atau website yang bisa dijadikan media untuk mendukung pembelajaran yang diampu.

Beberapa pemanfaatan websiteyang dilakukan narasumber untuk berbagai kepentingan seperti Media Pembelajaran, Menyimpan Refleksi Diri, Dokumentasi Kegiatan OSIS-MPK ( saat ini sebagai Pembina OSIS dan MPK), dan Tulisan yang lainnya seperti terlihat pada link https://penamrbams.id/pembelajaran-informatika-semester-ganjil-ta-2022-2023/

Pada halaman website Mr Bams terdapat laman pembelajaran, yang mana setiap siswa dapat mengakses sesuai kelas masing-masing. Setiap anak akan memberikan refleksi diri diakhir pembelajaran. Refleksi Diri yaitu tulisan mengenai hasil belajarnya, mulai dari apa yang didapat, apa yang masih menjadi kesulitan, dan ruang untuk memberikan masukan kepada guru. Sebagai guru Mr Bams akan memberikan point 10 bagi yang menuliskan refleksi diri. Poin akan terus diakumulasikan (https://penamrbams.id/refleksi-diri-kelas-7a-semester-ganjil-smp-taruna-bakti/)

Refleksi Diri (RD) bagi Mr. Bams menjadi sebuah tempat untuk ruang bagi siswa untuk menuliskan apa yang mereka rasakan. Menulis memang butuh latihan, inilah salah satu tempat bagi siswa untuk mengembangkan kemampuan menulis. Poin yang diperoleh oleh siswa bisa menunjukan tingkat kedisiplinan. Ini menjadi kebiasaan bagi siswa. Setiap poin akan menujukan kesungguhan setiap siswa. Refleksi diri tersebut ditulis melalui gform (https://docs.google.com/forms/d/e/ 1FAIpQLScwnVbL6OaDMYp31cZpmmjMQAZxIlOMK_sqlEIZsnZ2wPhZeQ/viewform)

Di SMP Taruna Bakti ada jadwal khusus literasi tanpa mengambil jam pembelajaran. Setiap hari siswa masuk jam 06.45 WIB. Kegiatan literasi berlangsung selama 15 menit dilakukan sampai 07.00 WIB di kelas masing-masing dengan ditemani oleh guru yang mengajar jam pertama. Kegiatan literasi tersebut didukung oleh perangkat yang sudah ada di kelas yaitu TV 75 inchi. Sebagai contoh tayangan video Cerita Hikmah disaksikan melalui TV tersebut yang sudah terakses internet. Untuk input mereka lakukan menggunakan gawai masing-masing, sebelum dikumpulkan agar tidak mengganggu pembelajaran.

Di SMP Taruna Bakti semua guru melibatkan diri untuk mendukung Gerakan Literasi Sekolah. Khusus untuk koordinatornya sekarang dipegang oleh guru Bahasa Indonesia. SMP Taruna Bakti pada tahun 2019 menjadi Sekolah Literasi Ketegori Utama dan mendapat penghargaan dari Dinas Pendidikan Kota Bandung.

Guru-guru di SMP Taruna Bakti adalah guru yang penuh semangat untuk terus belajar. Guru-guru yang senior yang 3-4 tahun pensiun tetap semangat untuk belajar yang berkaitan dengan digital sangat luar biasa. Dukungan guru-guru muda untuk membantu guru-guru senior menjadi sebuah pemandangan bisa di sekolah yang merupakan sekolah swasta dengan pengelola Yayasan Taruna Bakti Bandung.

Pengelolaan website di SMP Taruna Bakti dlakukan oleh Koordinator Literasi. Koordinator literasi diberikan tambahan 4 jam pelajaran untuk mengelola kegiatan literasi di sekolah. Saat ini ada 2 orang yang mengerjakan kegiatan literasi, jadi total 8 jam.

Dengan moderator Ibu Lely, pertemuan ke tiga puluh yang merupakan pertemuan terakhir pada kelas Belajar Menulis Gelombang 27 sangat menarik karena sudah mendapatkan informasi tentang bagaimana meningkatkan kegiatan literasi di sekolah dan masyarakat. Pertanyaan dan jawaban pada sesi QA sudah memperluas wawasan tentang gerakan literasi di sekolah. Terima kasih kepada Ibu Lely sebagai moderator, Mr Bams sebagai narasumber yang hebat. Terima kasih banyak kepada Tim Solid Omjay yang hebat dan sudah memberikan banyak pengetahuan dan bekal kapada peserta KBM untuk menjadi penulis pemula melalui pelatihan ini. Insya Allah semua jerih payah tersebut akan membuahkan hasil yang baik.

Pemasaran Buku

Oleh: Fitrilawati

Resume ke-21
Gelombang: 27
Tanggal: 7 Oktober 2022
Tema: Pemasaran Buku
Narasumber: Agus Subardana S.E, M.M
Moderator: Mutmainah


Berikut adalah resume dari materi yang diberikan oleh narasumber Bapak Agus Subardana S.E, M.M yang berjudul ‘Pemasaran Buku’ dengan dipandu oleh Ibu Mutmainah sebagai Moderator. Topik malam ini sangat penting dan menarik karena setelah naskah buku sudah dicetak, apakah dibiarkan numpuk hanya sekedar koleksi saja, atau ditumpuk di perpustakaan sekolah, atau layak kah buku kita untuk diperjualbelikan?

Pertemuan diawali oleh ibu Mutmainah dengan menyapa peserta dan susunan acara. Kemudian, Ibu Mutmainah memperkenalkan narasumber yaitu Bapak Agus Subardana S.E, M.M adalah Direktur Marketing penerbit Andi Offset. Beliau menggeluti bidang pemasaran sejak awal tahun 1999 sampai saat ini. Dengan ditopang dengan riwayat pendidikan S1 dan S2 dalam bidang manajemen pemasaran, beliau sering menjadi moderator di berbagai event webinar.

Pak Agus mengawali pelatihan dengan menyapa peserta dan mengapresiasi penyelenggara pelatihan. Kemudian beliau sharing mengenai Strategi Pemasaran buku yang sangat dipengaruhi oleh banyak aspek dan unik bergantung pada jenis – jenis buku yang di terbitkan yang dikelompokan menjadi katagori buku. Sebagai contoh, Penerbit ANDI Offset menerbitkan buku cukup banyak katagori produk yaitu ada 32 katagori produk buku (Katagori buku Anak, buku Bisnis, Buku Pertanian, Buku Fiksi - Novel, Buku Pengembangan Diri, Buku Teks, dll). Pemetaan pemasaran tersebut dibuat berdasarkan segmentasi jenis katagori buku yang diterbitkan.

Menurut beliau, pada umumnya kegiatan pemasaran buku berkaitan dengan berkoordinasi beberapa kegiatan bisnis, sehingga strategi pemasaran pada umumnya di pengaruhi oleh faktor yang meliputi :
1. Faktor Mikro , yaitu perantara, pemasok, pesaing dan masyarakat.
2. Faktor Makro yaitu demografi-ekonimi, politik-hukum, teknologi-fisik dan sosial-budaya.

Saat ini dalam menjalankan bisnis penerbitan buku yang dijalankan pada Penerbit ANDI Offset mencakup faktor mikro dan makro. Hal ini dikarenakan Penerbit ANDI Offset sudah termasuk Industri Penerbitan buku, dengan usianya sudah mencapai 42 tahun danPenerbit ANDI Offset telah menerbitkan buku lebih dari 20.000 judul buku yang telah di kelompokkan menjadi 32 katagori.

Strategi Pemasaran buku pada Penerbit ANDI Offset dipetakan menjadi dua strategi pemasaran yaitu Strategi Pemasaran Buku serangan Udara dan strategi pemasaran buku serangan Darat, dengan berlandaskan pada faktor mikro dan faktor makro tersebut di atas, strategi tersebut dapat diuraikan secara singkat sebagai berikut.

A. Strategi Pemasaran Buku Serangan Udara (Online )

a. Pemasaran buku lewat Online
Penerbit ANDI saat ini menggarap pasar dengan bisnis online yang dikenal dengan istilah digital marketing, yang merupakan teknik pemasaran terkini, yaitu pemasaran produk atau jasa dengan mengandalkan media online atau internet.

Saat pendemi Covid 19 melanda dunia, mau tidak mau dunia bisnis harus bisa mengikuti perkembangan era digital karena bisnis tidak akan bisa survive jika tidak mengikuti kemajuan zaman dan juga keinginan customer. Pada kondisi sekarang cara mengiklan ataupun kampanye jauh lebih mudah karena dengan internet terjadi perkembangan yang signifikan bagi kehidupan kita.

Jenis-jenis digital marketing yang diterapkan Penerbit ANDI Offset antara lain :
  1. Content marketing adalah salah satu jenis digital marketing yang difokuskan pada pembuatan dan pendistribusian konten untuk target pasar tertentu. Tujuannya adalah untuk menarik aksi menguntungkan dari calon pembeli potensial. Ada banyak pilihan content marketing mulai dari blog, podcast, infografik, dan lainnya.
  2. Search Engine Optimization (SEO). SEO bisa menjadi strategi menarik pengguna internet untuk mengunjungi website Penerbit Andi Offset (andipublisher.com) dan kemudian membeli produk yang kita tawarkan.
  3. Search Engine Marketing (SEM)merupakan upaya untuk mengoptimasi website di mesin pencari, SEM merupakan strategi pemasaran digital yang bertujuan meningkatkan visibilitas website di hasil pencarian mesin pencari atau yang dikenal dengan istilah SERP.
  4. Social media marketing memanfaatkan berbagai platform media sosial untuk promosi dan pemasaran suatu brand. Kita bisa menerapkan social media marketing di beberapa platform media sosial seperti Facebook, Instagram, Tiktok dan lainnya.
  5. Email Marketing, strategi marketing yang menggunakan media email untuk bisa menjangkau lebih banyak pelanggan.
  6. Instant messaging marketing bisa menjadi pertimbangan kami saat hendak melakukan promosi dan pemasaran produk secara online. Ini merupakan tren komunikasi masa kini yang memanfaatkan penggunaan Whatsapp, Facebook Messenger, WeChat, dan platform messenger lainnya.
  7. Influencer Marketing . Kehadiran influencer membawa pengaruh besar pada para fans dan pengikutnya. Orang-orang akan lebih tertarik menggunakan barang yang digunakan atau ditawarkan oleh seorang influencer.
  8. Video marketing untuk melengkapi strategi pemasaran digital yang sedang dijalankan. Video menjadi salah satu media yang bisa kami gunakan untuk tujuan promosi dan pemasaran.
  9. TV. ANDI AKADEMI . Penerbit Andi Offset mempunyai Chanel TV Youtube Nama Chanel Youtube TV. ANDI , Pemasaran melalui channel Youtube juga dinilai sangat efektif karena orang-orang menghabiskan waktu yang lumayan lama di hp android . Saat ini bahkan kita bisa menonton acara secara online melalui layanan streaming.
  10. Berkerjasama dengan marketplace seperti bukalapak, shopee, dll serta mitra / reseller

Pada penjualan buku lewat Online ini  harus terus proaktif untuk terus promosi agar dapat :
  • Menyebarkan informasi produk secara masif kepada target pasar potensial
  • Mendapatkan konsumen baru dan mempertahankan konsumen yang sudah sehingga kesetiaan konsumen terjaga.
  • Menjaga kesetabilan penjualan saat kondisi pasar lagi lesu
  • Menaikkan penjualan dan profit
  • Membandingkan dan keunggulan produk dibandingkan dengan pesaing
  • Membentuk citra produk dibenak mata konsumen sesuai dengan yang diinginkan
  • Mengubah tingkah laku, persepsi dan pendapat konsumen
b. Pemasaran Buku Lewat Komunitas
Setiap orang tentunya punya komunitas masing – masing sesuai dengan kapasitasnya untuk membentuk komunitas (membuat Grup w.a dll) dan relasi, maka jaringan komunitas digunakan  sebagai sarana promosi dan penjualan buku. Penjualan lewat komunitas akan lebih efektif dan efisien sehingga tingkat keberhasilannya lebih tinggi. Kuncinya adalah harus proaktif berkomunikasi dan berinteraksi dengan komunitas serta dapat menjaga integritas pribadi.

B. Strategi pemasaran buku serangan Darat (Off Line ).

Untuk menguasai seluruh wilayah nusantara ini dalam penetrasi pasar buku , kita harus melakukan pemetaan wilayah dengan membuka cabang tiap kota besar yang potensi pasarnya sangat baik. Kami Penerbit Andi telah mempunya 43 cabang di kota dari Aceh s.d Papua, dengan menempatkan tenaga pemasaran di tiap kantor cabang tersebut.

Strategi pemasaran buku serangan darat ini kita kelompokkan berdasarkan target pasar yang kita tuju , antara lain :

1. Toko Buku
Penerbit Buku yang mampu memproduksi sendiri dan mempunyai mesin percetakan sendiri, sebagian besar sebagai pemasok Toko buku di Indonesia. Untuk bisa masuk dan sebagai pemasok rutin di toko buku maka diperlukan pemetaan jenis toko buku. Toko buku ini dipetakan menjadi tiga jenis yaitu Toko Buku Modern, Toko Buku Semi Modern, dan Toko Buku Tradisional. Toko buku modern ini mempunyai sistem transaksi mengikuti perkembangan teknologi yang dapat dikendalikan dengan sistem sentralisasi dan sebagainya. Contoh toko buku modern adalah Gramedia Books Store, Gunung Agung Books Store dan TogaMas Books Store. Toko buku semi modern biasanya masih dikendalikan dan mengunakan sistem administasi penjualan per toko . Sedangakan Toko Buku Tradisional biasanya sistem transaksinya masih manual.

Saat pandemi covid saluran distribusi lewat Toko buku sangat berat sekali sehingga banyak toko buku yang gulung tikar. Namun saat ini toko buku mulai mengeliat kembali walaupun belum 100 Percent pulih seperti kondisi sebelum Covid.

Kenapa diperlukan pemetaan jenis toko buku adalah karena tiap jenis toko buku mempunyai sistem administrasi dan tempat yang berbeda. Untuk itu saluran toko buku tersebut di atas masih dijadikan jalur distribusi oleh para Penerbit buku dengan sistem titip jual/ konsinyasi, kecuali toko buku tradisional diberlakukan kredit dan jual putus.

Strategi Promosi di toko buku modern ada berbagai macam cara antara lain :
  •  Menguasai display buku , supaya tampilan buku dapat terlihat dan menonjol. Contoh display buku di Gramedia
  • Mengadakan promosi di internal toko dengan memasang produk di Neon Box, X Banner
  • Mengadakan Bedah Buku , Talkshow dan potongan Harga pada buku tertentu atau periode tertentu.
  • Mengadakan event tematik sesuai moment bulan berjalan (program Ramadhan, Program TAB, Program TAM , dll )
  • Dan masih banyak lagi program promosi di toko buku modern yang dapat kita lakukan , kuncinya kita proaktive komunikasi dengan pihak internal Toko Buku modern tersebut.
2. Strategi Pemasaran melalui Direct Selling
Penerbit Andi Offset mempunyai Sales Toko Buku disetiap cabang - Cabang besar di Indonesia yang bertugas untuk mendisplay buku, menawarkan produk ke konsumen yang datang ke toko dan melakukan R.O. Pada strategi pemasaran directselling, Sales  langsung ke door to door. Penerbit Andi mempunyai Cabang di Indonesia sebanyak 96 Cabang dari Aceh s.d Papua, dan mempunyai Sales / Marketing disetiap cabang tersebut.

Pemasaran Buku melalui Directselling ini dipetakan berdasarkan jenis katagori buku yang diterbitkan . Jenis Katagori buku penjualan lewat Directselling ini kita bagi menjadi beberapa target pasar yaitu :
  • Buku Pendidikan (Buku mata pelajaran Utama dan buku pendamping untuk jenjang TK, SD, SMP, SMA, SMK).
  • Buku Teks Perguruan Tinggi untuk semua mata kualiah
  • Buku Referensi untuk jenjang TK, SD, SMP, SMA-SMK , Perguruan Tinggi dan umum
Dengan pemetaan jenis katagori tersebut diatas makaIndustri Penerbitan buku melakukan terobosan pemasaran dengan menempatkan tenaga penjual (Sales). Tugas Tenaga Penjual/ sales tersebut diberi tanggungjawab target sesuai maping areanya masing – masing antara lain:
  • Kunjungan langsung ke tiap sekolah
  • Kunjungan langsung ke setiap kampus
  • Kunjungan langsung ke setiap Perpustakaan sekolah, Perpus Kampus, Perpustaan Daerah dll.
  • Dengan kunjungan langsung tersebut diharapkan dapat berinteraksi dengan membangun hubungan yang baik dengan pihak Internal Sekolah, Kampus, Perpustakaan dll. Sehingga dampaknya hasil penjualan buku dapat meningkat.
Tenaga penjual / Sales tersebut akan berjuang untuk bisa menguasai areanya dan pelakukan penetrasi pasar untuk bisa transaksi sesuai target yang telah ditetapkan oleh Perusahaan.

3. Strategi pemasaran buku dengan Melakukan Event – Event
Strategi ini dijalankan dengan aktif dalam melakukan event – event seperti event Pameran buku, dalam seminar, webinar , workshop, Tryout, dan sebagainya.

Dengan moderator Ibu Mutmainah, pertemuan ke dua puluh satu pada kelas Belajar Menulis Gelombang 27 sangat menarik karena sudah mendapatkan informasi tentang pemasaran buku. Pertanyaan dan jawaban pada sesi QA sudah memperluas wawasan tentang pemasaran buku. Terima kasih kepada Ibu moderator, Bapak narasumber yang hebat, dan Tim Solid Omjay yang hebat dan sudah mengorganisasi pelatihan ini.

Menerbitkan Buku Semakin Mudah di Penerbit Indie

Oleh: Fitrilawati

Resume ke-20
Gelombang: 27
Tanggal: 5 Oktober 2022
Tema: Menerbitkan buku semakin mudah di Penerbit Indie
Narasumber: Raimundus Brian Prasetyawan, S.Pd
Moderator: Rosmiyati


Berikut adalah resume dari materi yang diberikan oleh narasumber Raimundus Brian Prasetyawan, S.Pd yang berjudul ‘Menerbitkan buku semakin mudah di Penerbit Indie’ dengan dipandu oleh Ibu Rosmiyati sebagai Moderator. Topik malam ini sangat penting dan menarik karena setelah naskah buku sudah disiapkan dan mengalami kesulitan jika dipublikasi pada penerbit major, maka diperlukan alternatif untuk dipublikasikan pada penerbit mandiri.

Pertemuan diawali oleh ibu Rosmiyati dengan menyapa peserta dan mengulas sepintas tentang penerbitan buku. Kemudian, Ibu Rosmiyati memperkenalkan narasumber yaitu Raimundus Brian Prasetyawan, S.Pd yang dikenal sebagai sosok guru blogger millennial yang berprofesi sebagai guru SDN Sumur Batu 01 Pagi, Jakarta sejak tahun 2015-sekarang. Pak Brian sudah memiliki banyak karya buku diantaranya tiga buku solo dan lima belas buku antologi dan segudang prestasi. Kurikulum vitae lengkap Pak Brian dapat diakses pada https://www.praszetyawan.com/p/profil.html. Pak Brian, yang merupakan alumni belajar menulis bersama PGRI asuhan Om Jay gelombang 4, saat ini mengabdikan diri sebagai pengurus kegiatan Pelatihan Belajar Menulis.

Pak Brian mengapresiasi peserta yang sudah membuat resume sejak pertemuan pertama hingga pertemuan yang kedua puluh pada malam ini. Menurut beliau hal tersebut tidak mudah karena banyak tantangan untuk bisa konsisten menulis resume di blog. Peserta yang sudah berhasil membuat resume dari pertemuan pertama sampai ke dua puluh tanpa putus, sudah memenuhi syarat pertama sehingga tugas selanjutnya adalah mengerjakan syarat kedua yaitu membuat buku solo.

Dalam membuat buku solo, setelah memiliki naskah, peserta harus mengerjakan sendiri tahapan pembuatan buku solo. Tahapan tersebut dimulai dengan menghubungi  penerbit dan mengikuti panduan/ketentuan dari penerbit tersebut. Narasumber berharap materi pertemuan malam ini dapat membantu peserta agar dapat menjalani langkah menerbitkan buku solo.

Narasumber menjelaskan bahwa, dahulu ketika penerbit indie belum eksis seperti sekarang, orang hanya tahu bahwa penerbit buku yang ada itu hanya penerbit mayor seperti Gramedia, Grasindo, Erlangga, Elex media, Andi, dll. Penerbit mayor menerapkan seleksi naskah, sehingga belum tentu naskah kita diterima. Seleksi dilakukan agar penerbit mayor mendapat naskah yang benar-benar berkualitas dan diperkirakan akan laku di pasaran. Tahap seleksi naskah menjadi tantangan untuk bisa menembus penerbit mayor. Penulis harus berjuang mencoba mengirim naskah ke beberapa penerbit hingga bisa diterima oleh suatu penerbit mayor. Penolakan naskah oleh penerbi mayor merupakan hal yang biasa bagi penulis. Ketika naskah diterima oleh penerbit mayor, proses penerbitannya pun sangat lama. Sehingga menerbitkan buku di penerbit mayor prosesnya bisa lebih dari setahun.

Narasumber menjelaskan, sejak ada penerbit indie proses penerbitan buku semakin mudah karena penerbit indie melayani penerbitan buku tanpa seleksi. Dengan menggunakan penerbit indie, naskah pasti diterbitkan dan proses penerbitan mudah dan cepat. Penerbit Indie dapat menerbitkan buku dalam hitungan bulan saja.

Narasumber tidak bermaksud mengatakan bahwa penerbit indie itu lebih baik dibanding penerbit mayor. Penulis pemula yang baru pertama kali akan menerbitkan buku dapat mengawalinya dengan menggunakan penerbit indie terlebih dahulu. Jika buku cepat terbit akan membantu menjaga semangat menulis. Jika sudah sering menerbitkan buku di penerbit indie dan kemampuan menulis sudah meningkat maka penulis dapat mencoba menembus penerbit mayor.

Narasumber menambahkan ada alumni KBM seperti Bu Aam, Bu Rita, Bu Ditta yang sudah punya buku penerbit mayor. Mereka bisa mencapai penerbit mayor, karena sebelumnya terbiasa rutin menulis dan menerbitkan buku di penerbit indie.

Narasumber menjelaskan ciri-ciri penerbit indie
· Tidak ada seleksi, semua jenis naskah diterima proses terbit cepat, antara satu-dua bulan
· Biaya penerbitan bervariasi, tergantung ketentuan dan fasilitas penerbitan
· Biaya cetak ulang dan ongkir ditanggung penulis
· Penulis menentukan sendiri harga buku
· Tidak memasarkan buku ke toko buku
· Penulis yang harus memasarkan sendiri bukunya jika ingin bukunya laris

Bagi penulis pemula tentu penerbit indie bisa menjadi solusi untuk  mewujudkan impian memiliki buku karya sendiri. Memang kalau di penerbit indie, kita perlu mengeluarkan biaya-biaya untuk mendapat fasilitas penerbitan, atau jika ingin cetak ulang. Tapi itu memang konsekuensi dari penerbitan tanpa seleksi, sehingga biaya penerbitan menjadi tanggung jawab penulis.

Narasumber menekankan bahwa dalam pelatihan ini peserta bebas memilih penerbit manapun. Tidak ada kewajiban harus pakai penerbit tertentu berdasarkan selera/kondisi masing-masing

Narasumber memberikan tips dalam memilih penerbit indie
● Biaya penerbitan
● Fasilitas penerbitan yang di dapat penulis
● Batas maksimal jumlah halaman
● Ketentuan dan Biaya cetak ulang
● Apakah dapat Master PDF
● Jumlah buku yang didapat penulis

Pak Brian bersedia membantu peserta untuk menghubungkan peserta  ke penerbit yang sudah terpercaya dan terjamin kualitasnya. Sejak Juli 2020 beliau telah membantu peserta pelatihan belajar menulis menerbitkan buku. Beberapa alasan mengapa narasumber membantu menghubungkan peserta KBM dengan penerbit indie karena peserta belum memiliki referensi penerbit indie, untuk memilihkan penerbit yang terjangkau, berkualitas, dan terpercaya, membantu komunikasi ke penerbit, memberi pengalaman menerbitkan buku yang memuaskan. Dengan demikian peserta KBM tidak merasa sendirian dalam proses penerbitan buku, ada yang mendampingi dan menjawab berbagai pertanyaan seputar proses penerbitan sehingga peserta merasa tenang bahwa buku pasti akan terbit.

Pendampingan tersebut berawal dari kondisi dimana peserta belum tahu mau menerbitkan buku dimana, ada juga yang sudah mengirim naskah ke suatu penerbit, namun kemudian tidak jelas kabarnya. Ada juga yang menemukan penerbit namun biayanya luar biasa mahal, sampai berjuta-juta. Dengan pendampingan tersebut diharapkan peserta bisa mendapatkan penerbit yang sudah terpercaya dengan harga terjangkau dan mengawal sampai naskah terbit menjadi buku.

Narasumber memperkenalkan rekanan penerbit indie yaitu Penerbit Sleman yang kinerjanya sudah tidak diragukan lagi. Hasil cetakannya bagus. Informasi mengenai penerbit rekanan tersebut dapat diakses pada blog: https://www.praszetyawan.com/2022/10/menerbitkan-buku-dengan-harga.html

Narasumber menjelaskan daya tarik penerbit tersebut adalah
1. Biaya terjangkau, tidak perlu sampai jutaan rupiah
2. jumlah maksimal halaman sangat banyak yaitu 150 hal A4 atau jika dikonversi ke ukuran A5 berarti 300 halaman! Jadi bapak/ibu tidak kena biaya halaman walaupun bukunya setebal 300 halaman A5.
3. Penerbit ini menjualkan buku terbitannya di tokopedia dan shopee

Dengan moderator Ibu Rosmiyati, pertemuan ke dua puluh pada kelas Belajar Menulis Gelombang 27 sangat menarik karena sudah mendapatkan informasi tentang menerbitkan buku di Penerbit Indie. Pertanyaan dan jawaban pada sesi QA sudah memperluas wawasan tentang penerbit indie. Terima kasih kepada Ibu Rosmiyati, sebagai moderator, Bapak Brian sebagai narasumber yang hebat, dan Tim Solid Omjay yang hebat dan sudah mengorganisasi pelatihan ini

Kisah Perjalanan Keliling Dunia

Oleh: Fitrilawati

Resume ke-19
Gelombang: 27
Tanggal: 3 Oktober 2022
Tema: Kisah perjalanan keliling dunia
Narasumber: Taufik Hidayat
Moderator: Lely Suryani


Berikut adalah resume dari materi yang diberikan oleh narasumber Bapak Taufik Hidayat yang berjudul ‘Kisah perjalanan keliling dunia’ dengan dipandu oleh Ibu Lely Suryani sebagai Moderator. Topik malam ini sangat penting dan menarik karena dengan menulis buku cerita perjalanan  maka pembaca bisa membayangkan pengalaman yang serupa seperti yang dialami oleh penulisnya.

Pertemuan diawali oleh ibu moderator yang membuka acara dengan menyapa founder kegiatan ini, nara sumber, dan peserta KBM, serta mengajak peserta utk berdoa dalam memulai kegiatan ini. Kemudian, Ibu Lely memperkenalkan narasumber yaitu Bapak Taufik Hidayat saat ini berprofesi sebagai dosen di sebuah Universitas di Bekasi. Pendidikan terakhir beliau adalah Pasca Sarjana Universitas Indonesia dalam bidang Kajian Timur Tengah dan Islam. Setelah lulus dari sekolah penerbangan di Curug, narasumber mengawali karirnya di dunia penerbangan. Karier tersebut telah membawanya berkelana ke manca negara dan sehingga sampai saat ini sudah sekitar 70 negara di dunia ini sempat dikunjunginya. Bapak Taufik memiliki hobi menulis, selain di Kompasiana, beliau pernah juga menjadi kontributor di Intisari,  Inflight Magazine Garuda Indonesia, serta Colours. Sampai saat ini sudah ada berapa belas buku yang ditulisnya diantaranya adalah buku ‘1001 Masjid di 5 Benua’ yang terbit pada 2015. Beliau banyak menulis kisah perjalanan, salah satunya dapat diakses pada link berikut https://www.kompasiana.com/taufikuieks/633a71b208a8b52ff9189242/siapa-lelaki-misterius-di-logo-burger-paling-lezat-di-duniautm_source=Whatsapp&utm_medium=Refferal&utm_campaign= Sharing _ Mobile.

Narasumber memulai materinya dengan menceritakan kisah perjalanan ke berbagai pelosok dunia dan sebagian kisah tersebut sudah diabadikan menjadi buku seperti kunjungan ke Masjid Katedral di Minsk Belarus pada bulan Maret 2018, yang mana ketika itu suhu udara masih sangat dingin yaitu minus 16 derajat Celsius. Kisah perjananan tersebut dapat dibaca di Kompasiana pada link https://www.kompasiana.com/taufikuieks/5ac1854bcaf7db6f2d52c414/hangatnya-sup-dan-roti-persaudaraan-di-masjid-katedral-minsk-belarus


Dalam perjalanannya keliling dunia, narasumber sangat tertarik mengamati masjid yang berada di berbagai belahan dunia. Sebagian masjid-masjid yg pernah dikunjungi adalah masjid Omar Ali Syaifuddin di Brunei (gambar kiri atas), Jummag Masjid di Bangalore India (tengah atas), Masjid di Esfahan, Iran, namanya Shah Mosque (kanan atas), masjid di Iskandiyah mesir (kiri bawah), masjid Niujie atau Jalan Sapi di Beijing (tengah bawah), dan masjid India di Kuala Lumpur (kanan bawah).

Narasumber sangat terkesan dengan uniknya masjid Niujie di Beijing yang pertama kali dikunjunginya pada tahun 1997. Selanjutnya setiap kali ke Beijing beliau selalu mampir masjid Niujie dan terakhir kali beliau mampir pada tahun 2012. Kekaguman beliau terhadap masjid yang terletak di Beijing tersebut telah dituangkan dalam kisah perjalanan yang dimuat di kompasiana pada link berikut https://www.kompasiana.com/taufikuieks/55c0ab582223bdd1158 b7dfb/uniknya-adzan-khas-masjid-niujie-di-beijing?page=all

Narasumber memiliki perhatian khusus terhadap masjid di manca Negara. Ada tiga buku lagi mengenai masjid-masjid, setelah dua buku sebelumnya 'Mengembara ke Masjid-masjid di Pelosok Dunia’ dan ‘1001 Masjid di Lima Benua’ terbitan Mizan. Uniknya ketiga buku tersebut dipisahkan berdasarkan abjad dari nama negaranya.

Buku jilid pertama adalah tentang masjid yang ada di berbagai negara dengan urutan A sampai dengan I. Pada jilid I ada tentang perjalanan penulis menyusuri masjid paling besar di Argentina Amerika Selatan yang merupakan negara Katolik. Selain itu, ada tentang Masjid Heydar di Baku Azerbaijan yang dikunjungi sekitar 2017. Mesjid tersebut unik karena ada dua kali azan, yaitu  azan versi Sunni dan  azan versi Syiah. Di Baku Azerbaijan ada banyak orang Syiah, sehingga di masjid ini azan pertama dipimpin Akhun Syiah dan setelah itu ada azan lagi untuk orang Sunni yang dipimpin Imam.

Buku jilid II bergambar interior kubah  masjid Tokyo Camii di Jepang. Dalam buku tersebut ada juga artikel tentang masjid di Yangon Myanmar yang pernah dikunjungi narasumer pada tahun 2014. Salah satu kisah perjalanan tersebut sudah dimuat dalam kompasiana pada link berikut https://www.kompasiana.com/taufikuieks/54f405f3745513972b6c84c6/mengintip-suasana-umat-islam-di-yangon.

Buku jilid III memuat tentang mesjid di negara dengan abjad R sampai dengan Z. Pada buku tersebut ada artikel tentang Masjid Agung Taipei di Taiwan. Selain itu ada tentang masjid di Moskwa dan St Petersburg di Rusia. Ada juga tentang masjid Bendera di Beograd Serbia yang di dalamnya ada piano. Selain itu ada juga masjid masjid di Tiongkok yaitu masjid di Quanzhou dan masjid di Nanjing, Xiamen dan Beijing.

Selain buku tentang masjid, ada banyak buku tentang kisah perjalanan ke puluhan negar. Salah satunya adalah pengalaman mengunjungi makam dan tempat bersejarah di lima benua. Pada buku tersebut ada artikel tentang kunjungan ke mausoleum Lenin di Moskwa, Mausoleum Ho Chi Min di Hanoi, kunjungan ke pusara ksatria baju besi di Helsinki Finlandia. Ada juga cerita tentang kunjungan ke pemakaman muslim di Taipeh, dimana Jendral Bai yang merupakan salah satu jendral Muslim pendukung Chiang Kai Shek dimakamkan. Selain itu ada juga kisah tentang cenotaph alias makam kosong korban bom atom di Hiroshima. Ada kisah perjalanan mengunjungi makam di Oiramida Meksiko dan monumen Rizal di Manila, serta kisah kunjungan ke makam Evita. Selain itu ada juga cerita tentang makam hewan kesayangan di Irlandia.

Narasumber juga memiliki buku tentang kisah perjalanan di Brunei. Narasumber pernah bolak-balik mengunjungi Brunei sejak 1997 hingga 2016. Pada buku tersebut ada kisah perjalanan naik Bus Damri dari Pontianak di Kalimantan menuju Bandar Seri Begawan di Brunai. Narasumber memiliki kenangan yang menyenangkan terhadap Brunei yang merupakan negara kecil di pulau Kalimantan sehingga menganggapnya sebagai kampung kedua.

Narasumber juga menulis buku perjalanan  dari pengalamannya ke benua Afrika, yang menceritakan perjalanannya ke Mesir, Maroko, Rwanda, Kenya, Tanzania, Zanzibar, dll. Ada kisah dari Rwanda, yaitu tentang suku Hutu dan suku Tutsi yang saling bunuh karena politik. Ada juga kisah perjalanan ke masijd di Zanzibar dan pengalaman nonton life show tentang kura kura raksasa di Changu Island.

Selain itu, Pak Taufik Uieks juga memiliki buku yang berjudul ‘Menembus Tirai Besi’ yang terdiri dari tiga jilid. Buku tersebut memuat kisah perjalanan ke negara-negara eks Soviet yang dulunya komunis. Dituliskan juga pada buku tersebut bahwa ada banyak hal yang positif pada sistem komunis yang masih ada di sana. Ada kisah tentang Metro Moskwa (semacam MRT di Jakarta) yang stasiunnya mewah seperti istana dan berangkat setiap dua menit. Ada juga kisah perjalanan mengunjungi monumen ruang angkasa Yuri Gagarin. Buku ‘Menembus Tirai Besi’ jilid kedua memuat kisah perjalanan ke Azerbaijan, Georgia, dan Armenia. Jilid ketiga buku tersebut memuat kisah perjalanan ke Lativia dan Belarusia.

Narasumber menyarankan agar kita selalu berusaha membuat beberapa foto dan mencari sisi yang menarik dari tempat yang dikunjungi agar dapat ditulis menjadi kisah perjalanan. Kisah perjalanan tersebut lebih bagus jika langung ditulis karena lebih segar dalam ingatan. Perjalanan yang sudah lama juga bisa ditulis asal ada fotonya dan ditambahkan kisahnya yang didapat dari brosur wisata, cerita pemandu wisata, wawancara atau informasi apa saja supaya tulisannya menjadi berwarna dan menarik.

Menurut narasumber, dalam menulis kisah perjalanan perlu diperhatikan gaya penulisan agar pembaca bisa membayangkan dan merasakan tempat yang dikunjungi tersebut. Sebagai contoh, narasumber selalu mecoba untuk melukiskan suasana sekitar dengan kata-kata, mencoba menjabarkan suasana langit, angin, pohon. Selain itu  kalau masuk bangunan beliau mencoba mendeskripsikan detail pintu atap langit-langit. Kalau ke masjid beliau selalu menceritakan dinding mihrab mimbar khiasannya warna wanra nya karpet,jemaahnya,  seakan-akan mengajak pembaca ke sana.

Dengan moderator Ibu Lely, pertemuan ke sembilan belas pada kelas Belajar Menulis Gelombang 27 sangat menarik karena sudah mendapatkan ilmu tentang ‘menulis kisah perjalanan’.  Terima kasih kepada Ibu Lely sebagai moderator, Bapak Taufik Hidayat sebagai narasumber hebat yang sudah melakukan banyak perjalanan ke berbagai tempat di manca negara dan telah menulis buku cerita perjalanan yang inspiratif, dan Tim Solid Omjay yang hebat dan sudah mengorganisasi pelatihan ini.