Menerbitkan Buku Semakin Mudah di Penerbit Indie

Oleh: Fitrilawati

Resume ke-20
Gelombang: 27
Tanggal: 5 Oktober 2022
Tema: Menerbitkan buku semakin mudah di Penerbit Indie
Narasumber: Raimundus Brian Prasetyawan, S.Pd
Moderator: Rosmiyati


Berikut adalah resume dari materi yang diberikan oleh narasumber Raimundus Brian Prasetyawan, S.Pd yang berjudul ‘Menerbitkan buku semakin mudah di Penerbit Indie’ dengan dipandu oleh Ibu Rosmiyati sebagai Moderator. Topik malam ini sangat penting dan menarik karena setelah naskah buku sudah disiapkan dan mengalami kesulitan jika dipublikasi pada penerbit major, maka diperlukan alternatif untuk dipublikasikan pada penerbit mandiri.

Pertemuan diawali oleh ibu Rosmiyati dengan menyapa peserta dan mengulas sepintas tentang penerbitan buku. Kemudian, Ibu Rosmiyati memperkenalkan narasumber yaitu Raimundus Brian Prasetyawan, S.Pd yang dikenal sebagai sosok guru blogger millennial yang berprofesi sebagai guru SDN Sumur Batu 01 Pagi, Jakarta sejak tahun 2015-sekarang. Pak Brian sudah memiliki banyak karya buku diantaranya tiga buku solo dan lima belas buku antologi dan segudang prestasi. Kurikulum vitae lengkap Pak Brian dapat diakses pada https://www.praszetyawan.com/p/profil.html. Pak Brian, yang merupakan alumni belajar menulis bersama PGRI asuhan Om Jay gelombang 4, saat ini mengabdikan diri sebagai pengurus kegiatan Pelatihan Belajar Menulis.

Pak Brian mengapresiasi peserta yang sudah membuat resume sejak pertemuan pertama hingga pertemuan yang kedua puluh pada malam ini. Menurut beliau hal tersebut tidak mudah karena banyak tantangan untuk bisa konsisten menulis resume di blog. Peserta yang sudah berhasil membuat resume dari pertemuan pertama sampai ke dua puluh tanpa putus, sudah memenuhi syarat pertama sehingga tugas selanjutnya adalah mengerjakan syarat kedua yaitu membuat buku solo.

Dalam membuat buku solo, setelah memiliki naskah, peserta harus mengerjakan sendiri tahapan pembuatan buku solo. Tahapan tersebut dimulai dengan menghubungi  penerbit dan mengikuti panduan/ketentuan dari penerbit tersebut. Narasumber berharap materi pertemuan malam ini dapat membantu peserta agar dapat menjalani langkah menerbitkan buku solo.

Narasumber menjelaskan bahwa, dahulu ketika penerbit indie belum eksis seperti sekarang, orang hanya tahu bahwa penerbit buku yang ada itu hanya penerbit mayor seperti Gramedia, Grasindo, Erlangga, Elex media, Andi, dll. Penerbit mayor menerapkan seleksi naskah, sehingga belum tentu naskah kita diterima. Seleksi dilakukan agar penerbit mayor mendapat naskah yang benar-benar berkualitas dan diperkirakan akan laku di pasaran. Tahap seleksi naskah menjadi tantangan untuk bisa menembus penerbit mayor. Penulis harus berjuang mencoba mengirim naskah ke beberapa penerbit hingga bisa diterima oleh suatu penerbit mayor. Penolakan naskah oleh penerbi mayor merupakan hal yang biasa bagi penulis. Ketika naskah diterima oleh penerbit mayor, proses penerbitannya pun sangat lama. Sehingga menerbitkan buku di penerbit mayor prosesnya bisa lebih dari setahun.

Narasumber menjelaskan, sejak ada penerbit indie proses penerbitan buku semakin mudah karena penerbit indie melayani penerbitan buku tanpa seleksi. Dengan menggunakan penerbit indie, naskah pasti diterbitkan dan proses penerbitan mudah dan cepat. Penerbit Indie dapat menerbitkan buku dalam hitungan bulan saja.

Narasumber tidak bermaksud mengatakan bahwa penerbit indie itu lebih baik dibanding penerbit mayor. Penulis pemula yang baru pertama kali akan menerbitkan buku dapat mengawalinya dengan menggunakan penerbit indie terlebih dahulu. Jika buku cepat terbit akan membantu menjaga semangat menulis. Jika sudah sering menerbitkan buku di penerbit indie dan kemampuan menulis sudah meningkat maka penulis dapat mencoba menembus penerbit mayor.

Narasumber menambahkan ada alumni KBM seperti Bu Aam, Bu Rita, Bu Ditta yang sudah punya buku penerbit mayor. Mereka bisa mencapai penerbit mayor, karena sebelumnya terbiasa rutin menulis dan menerbitkan buku di penerbit indie.

Narasumber menjelaskan ciri-ciri penerbit indie
· Tidak ada seleksi, semua jenis naskah diterima proses terbit cepat, antara satu-dua bulan
· Biaya penerbitan bervariasi, tergantung ketentuan dan fasilitas penerbitan
· Biaya cetak ulang dan ongkir ditanggung penulis
· Penulis menentukan sendiri harga buku
· Tidak memasarkan buku ke toko buku
· Penulis yang harus memasarkan sendiri bukunya jika ingin bukunya laris

Bagi penulis pemula tentu penerbit indie bisa menjadi solusi untuk  mewujudkan impian memiliki buku karya sendiri. Memang kalau di penerbit indie, kita perlu mengeluarkan biaya-biaya untuk mendapat fasilitas penerbitan, atau jika ingin cetak ulang. Tapi itu memang konsekuensi dari penerbitan tanpa seleksi, sehingga biaya penerbitan menjadi tanggung jawab penulis.

Narasumber menekankan bahwa dalam pelatihan ini peserta bebas memilih penerbit manapun. Tidak ada kewajiban harus pakai penerbit tertentu berdasarkan selera/kondisi masing-masing

Narasumber memberikan tips dalam memilih penerbit indie
● Biaya penerbitan
● Fasilitas penerbitan yang di dapat penulis
● Batas maksimal jumlah halaman
● Ketentuan dan Biaya cetak ulang
● Apakah dapat Master PDF
● Jumlah buku yang didapat penulis

Pak Brian bersedia membantu peserta untuk menghubungkan peserta  ke penerbit yang sudah terpercaya dan terjamin kualitasnya. Sejak Juli 2020 beliau telah membantu peserta pelatihan belajar menulis menerbitkan buku. Beberapa alasan mengapa narasumber membantu menghubungkan peserta KBM dengan penerbit indie karena peserta belum memiliki referensi penerbit indie, untuk memilihkan penerbit yang terjangkau, berkualitas, dan terpercaya, membantu komunikasi ke penerbit, memberi pengalaman menerbitkan buku yang memuaskan. Dengan demikian peserta KBM tidak merasa sendirian dalam proses penerbitan buku, ada yang mendampingi dan menjawab berbagai pertanyaan seputar proses penerbitan sehingga peserta merasa tenang bahwa buku pasti akan terbit.

Pendampingan tersebut berawal dari kondisi dimana peserta belum tahu mau menerbitkan buku dimana, ada juga yang sudah mengirim naskah ke suatu penerbit, namun kemudian tidak jelas kabarnya. Ada juga yang menemukan penerbit namun biayanya luar biasa mahal, sampai berjuta-juta. Dengan pendampingan tersebut diharapkan peserta bisa mendapatkan penerbit yang sudah terpercaya dengan harga terjangkau dan mengawal sampai naskah terbit menjadi buku.

Narasumber memperkenalkan rekanan penerbit indie yaitu Penerbit Sleman yang kinerjanya sudah tidak diragukan lagi. Hasil cetakannya bagus. Informasi mengenai penerbit rekanan tersebut dapat diakses pada blog: https://www.praszetyawan.com/2022/10/menerbitkan-buku-dengan-harga.html

Narasumber menjelaskan daya tarik penerbit tersebut adalah
1. Biaya terjangkau, tidak perlu sampai jutaan rupiah
2. jumlah maksimal halaman sangat banyak yaitu 150 hal A4 atau jika dikonversi ke ukuran A5 berarti 300 halaman! Jadi bapak/ibu tidak kena biaya halaman walaupun bukunya setebal 300 halaman A5.
3. Penerbit ini menjualkan buku terbitannya di tokopedia dan shopee

Dengan moderator Ibu Rosmiyati, pertemuan ke dua puluh pada kelas Belajar Menulis Gelombang 27 sangat menarik karena sudah mendapatkan informasi tentang menerbitkan buku di Penerbit Indie. Pertanyaan dan jawaban pada sesi QA sudah memperluas wawasan tentang penerbit indie. Terima kasih kepada Ibu Rosmiyati, sebagai moderator, Bapak Brian sebagai narasumber yang hebat, dan Tim Solid Omjay yang hebat dan sudah mengorganisasi pelatihan ini

9 komentar: