Konsep Buku Non Fiksi

Oleh: Fitrilawati

Resume ke-15
Gelombang: 27
Tanggal: 23 September 2022
Tema: Konsep Buku Non Fiksi
Narasumber: Ibu Musiin M.Pd
Moderator: Arofiah Afifi


Berikut adalah resume dari materi yang diberikan oleh narasumber Ibu Musiin M.Pd yang berjudul ‘Konsep Buku Non Fiksi’ dengan dipandu oleh Ibu Arofiah Afifi sebagai Moderator. Topik malam ini sangat menarik karena Buku Non Fiksi berisi informasi yang dapat dipertanggung jawabkan kebenarannya.

Pertemuan diawali oleh Ibu moderator dengan menguraikan sesi dalam kegiatan pelatihan malam ini. Kemudian, Ibu Ovi memperkenalkan narasumber yaitu Ibu Musiin M.Pd yang merupakan guru SMP Negeri 1 Tarokan Kabupaten Kediri Jawa Timur. Narasumber, yang memiliki panggilan akrab Bu Iin adalah seorang pegiat sosial, entrepreneurship, pegiat literasi handal dengan banyak karya buku. Beliau  adalah alumni KBM Gelombang 8 yang pernah menjadi peserta Short Course di SEAMEO RELC Singapura tahun 2015.

Pertemuan diawali oleh Ibu narasumber dengan memberikan motivasi Mengapa kita harus menulis. Menurut beliau setiap orang memiliki pengalaman, pengetahuan, dan keterampilan di dalam dirinya. Dalam perjalanan hidupnya ada banyak kejadian baik yang pahit atau manis yang dapat diungkapkan dalam bentuk buku. Hambatan utama untuk menuliskan buku tersebut adalah ketakutan yang muncul dari diri sendiri. Ketakutan tersebut ternyata merendahkan potensi untuk menulis. Adalah penting untuk mengalahkan ketakutan dari diri sendiri tersebut agar bisa membuat karya.

Menurut narasumber, menulis bukanlah keterampilan yang mudah. Berdasarkan penelitian bahasa, di antara empat keterampilan berbahasa, menulis adalah keterampilan yang dianggap paling sulit. Menulis tidak semudah berbicara. Kesulitan tersebut dapat menjadi tantangan sehingga perjuangan menjadi penulis dengan mengikuti kelas menulis, membuat resume, menghasilkan buku akan menimbulkan kecintaan menulis.

Menurut narasumber, sebelum menulis buku, harus ada alasan kuat mengapa ingin menjadi penulis. Diantara alasan yang diuraikan oleh ibu nara sumber adalah untuk mewariskan ilmu lewat buku, ingin punya buku karya sendiri yang bisa terpajang di toko buku online maupun offline, ingin mengembangkan profesi sebagai seorang guru, dan ingin mendorong diri sendiri untuk terus belajar. Ada kutipan terkenal dari Imam Ghazali dan Pramoedya Ananta Toer menjadi penguat untuk menjadi penulis.


Kemudian, narasumber menjelaskan apa yang dimaksud sebagai Buku nonfiksi, yaitu buku yang berisi karangan atau tulisan yang sifatnya berupa informasi dan penulisnya memiliki tanggung jawab atas isi kebenaran isi buku tersebut yang diambil dari peristiwa, orang, tempat atau fakta informasi di dalam buku tersebut.

Beberapa contoh buku nonfiksi adalah:
1. Buku Pedoman
2. Buku Teks
3. Buku Pelajaran
4. Buku Motivasi
5. Buku Filsafat
6. Buku Sains Populer
7. Kamus
8. Ensiklopedia
10. Biografi
11. Otobigrafi
12. Memoar

Beberapa ciri buku nonfiksi adalah sebagai berikut:
1. Menggunakan Bahasa Yang Baku Atau Formal
2. Menggunakan bahasa yang denotatif.
3. Isi buku berkaitan dengan fakta
4. Tulisan bersifat ilmiah popular
5. Hasil penemuan atau yang sudah ada

Dalam penulisan buku nonfiksi ada 3 pola yaitu pola hierarkis, pola prosedural, dan pola klaster. Pada pola hierarkis, buku disusun berdasarkan tahapan dari mudah ke sulit atau dari sederhana ke rumit, contohnya Buku Pelajaran.  Pada pola prosedural,  buku disusun berdasarkan urutan proses, seperti pada Buku Panduan. Pada pola klaster, buku disusun secara poin per poin atau butir per butir. Pola ini diterapkan pada buku-buku kumpulan tulisan atau kumpulan bab yang dalam hal ini antar bab setara.

Proses penulisan buku nonfiksi terdiri dari 5 langkah, yakni pratulis, menulis draf, merevisi draf, menyunting naskah, dan menerbitkan. Pada langkah pratulis ditentukan tema, ditemukan ide, direncanakan jenis tulisan, dilakukan pengumpulan bahan tulisan, bertukar pikiran, disusun daftar, dilakukan riset, dibuat Mind Mapping, disusun kerangka.

Dalam sebuah buku biasanya hanya diangkat satu tema saja. Beberapa contoh tema dari buku nonfiksi adalah parenting, pendidikan, motivasi, pelaksanaan Kurikulum Merdeka, Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila, dll.

Untuk melanjutkan dari tema menjadi sebuah ide yang menarik, penulis bisa mendapatkan ide dari berbagai hal. Contoh sumber ide adalah pengalaman pribadi, pengalaman orang lain, berita di media massa, status Facebook/Twitter/Whatsapp/Instagram, imajinasi, mengamati lingkungan, perenungan, membaca buku, survey, wawancara, dan sebagainya.

Mengumpulkan bahan tulisan dilakukan dengan membaca, berpikir kritis, dan mencari referensi. Referensi penulisan buku bisa dari sumber seperti: pengetahuan yang diperoleh secara formal, nonformal, atau informal; keterampilan yang diperoleh secara formal, nonformal, atau informal; Pengalaman yang diperoleh sejak balita hingga saat ini; Penemuan yang telah didapatkan; Pemikiran yang telah direnungkan.

Tahap berikutnya dalam kegiatan pratulis adalah membuat kerangka. Ada berbagai pedoman dalam membuat kerangka. Berikut ini merupakan contoh kerangka anatomi buku nonfiksi.
1. Halaman Judul
2. Halaman Persembahan (OPSIONAL)
3. Halaman Daftar Isi
4. Halaman Kata Pengantar (OPSIONAL, minta kepada tokoh yang berpengaruh)
5. Halaman Prakata
6. Halaman Ucapan Terima Kasih (OPSIONAL)
7. Bagian /Bab
8. Halaman Lampiran (OPSIONAL)
9. Halaman Glosarium
10. Halaman Daftar Pustaka
11. Halaman Indeks
12. Halaman Tentang Penulis

Langkah kedua dalam menulis buku nonfiksi adalah menulis draf. Pada tahap tersebut penulis menuangkan konsep tulisan ke tulisan dengan prinsip bebas dan tidak mementingkan kesempurnaan, tetapi lebih pada bagaimana ide dituliskan.

Langkah ketiga dalam menulis buku nonfiksi adalah merevisi draf. Pada tahap tersebut penulis merevisi sistematika/struktur tulisan dan penyajian dan memeriksa gambaran besar dari naskah.

Langkah keempat dalam menulis buku nonfiksi adalah menyunting naskah (KBBI dan PUEBI). Pada tahap tersebut penulis memeriksa ejaan, tata bahasa, diksi, data dan fakta, legalitas dan norma. Setelah mengikuti semua tahapan tersebut, buku nonfiksi siap untuk diterbitkan.

Dengan moderator Ibu Ovi, pertemuan ke lima belas pada kelas Belajar Menulis Gelombang 27 sangat seru dan menarik karena sudah mendapatkan ilmu tentang konsep buku nonfiksi. Pertanyaan dan jawaban pada sesi QA sudah memperluas wawasan tentang buku nonfiksi. Terima kasih kepada Ibu Ovi sebagai moderator, Ibu Iin sebagai narasumber yang hebat, dan Tim Solid Omjay yang hebat dan sudah mengorganisasi pelatihan ini

3 komentar: